Hal Hal Yg Perlu diperhatikan dalam Undangan Aqiqah
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Undangan Aqiqah
Surat undangan aqiqah bersifat pribadi, sehingga kita
dapat berkreasi dalam mendesainnya. Namun, dalam menulis dan mencetak surat
undangan, kita perlu memerhatikan beberapa hal:
· Ketepatan Diksi
Alangkah baiknya jika undangan menggunakan diksi yang
tepat. Sebagai contoh, untuk tujuan undangan tidak perlu menulis dobel “Kepada
Yth.” karena cukup dipilih salah satu.
Pastikan pula tidak ada typo dalam undangan
karena akan mengganggu saat dibaca.
· Pemilihan Desain Undangan
Aqiqah
Undangan aqiqah dapat didesain sederhana atau meriah.
Aspek yang patut diperhatikan adalah warna, ukuran, dan bentuk.
- Terlalu
banyak warna berisiko membuat undangan mencolok mata sehingga kurang fokus
pada substansi undangan. Kombinasi dua atau tiga warna utama dianggap
ideal. Konsep warna monokrom (hitam putih) juga dapat digunakan untuk
menghemat anggaran.
- Jika
desain melibatkan latar atau motif-motif hiasan, pastikan tidak mengganggu
alias bentrok antarmotif atau malah dengan tulisannya.
- Undangan
yang telah dibuat dapat dicetak dalam berbagai ukuran kertas, misal A4, A5
(A4 dibagi dua), A6 (A5 dibagi dua), dan sebagainya. Hal yang perlu
digarisbawahi adalah ukuran dan jenis huruf harus cukup jelas dibaca.
Jangan sampai terlalu kecil atau menggunakan font
- Undangan
dapat didesain dalam berbagai bentuk kreatif. Contohnya seperti bentuk
kubah masjid, bintang, daun, dll. Untuk bentuk kreatif ini, kami sarankan
untuk menggunakan jenis kertas yang lebih tebal.
· Ricek Undangan
Sebelum dikirim, cek lagi identitas penerima undangan.
Usahakan tidak ada kesalahan nama atau gelar bila dalam undangan mencantumkan
gelar.
Pastikan waktu dan tempat acara telah tertulis sejelas
mungkin untuk mengantisipasi tersesatnya undangan yang kurang familiar dengan
lingkungan tinggal Anda.
· Penyampaian
Undangan
Usahakan untuk tidak mengirim undangan secara
mendadak. Bila ada undangan yang belum tersampaikan (misal untuk kerabat jauh),
Anda dapat mengirimkan versi daring dahulu untuk mengabarkan. Undangan cetak
akan menyusui.
Apa itu Aqiqah?
Aqiqah adalah penyembelihan hewan kurban sebagai wujud
rasa syukur untuk bayi yang baru dilahirkan. Sebagian ulama menyebut aqiqah
sebagai nasikah atau dzabihah yang artinya
sembelihan. Selain sebagai bentuk rasa syukur pada Allah SWT, aqiqah merupakan
bentuk kepedulian sosial sekaligus ajang berbagi dengan masyarakat.
Dalam aqiqah, umat Islam dianjurkan untuk berbagi,
sekurang-kurangnya kita harus berbagi dengan kerabat dan tetangga sekitar.
Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua ekor kambing. Akan
tetapi, apabila tidak bisa menyembelih dua ekor, seekor saja juga
dibolehkan. Jumlah hewan aqiqah bagi bayi perempuan adalah seekor
kambing.
Hewan qurban aqiqah harus sehat, tidak boleh cacat,
dan sudah cukup umur, yakni minimal setengah tahun untuk jenis kibsy dan
setahun untuk kambing Jawa pada umumnya.
Prosesi
Aqiqah
Serangkaian prosesi aqiqah meliputi; penyembelihan,
pemasakan, cukur rambut, dan tahnik. Berikut uraiannya:
· Penyembelihan
Ketika menyembelih hewan qurban aqiqah, diniatkan
sambil menyebutkan nama bayi dan ayahnya. Dalam menyembelih pun tulang hewan
tidak dipatahkan.
Tujuannya, sebagai harapan untuk keselamatan sang
Bayi. Di dalam doa ini turut melingkupi kesehatan bagian-bagian tubuh fisiknya.
· Pemasakan
Selama memasak, bumbu untuk olahan hewan harus lebih
manis dari olahan daging biasanya. Hal ini dilakukan agar bayi tumbuh menjadi
anak berakhlak manis.
Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga menggemari
makanan manis. Madu dapat menjadi tambahan bumbu yang disarankan.
· Cukur rambut
Sesudah proses aqiqah dilaksanakan, bayi dicukur
rambutnya. Hasil rambut yang sudah dipotong dikumpulkan lalu ditimbang. Berat
rambut ini akan dikonversikan dengan emas atau pun perak.
Alkisah Rasulullah SAW meminta Fatimah untuk
bershadaqah emas seberat timbangan rambut Hasan dan Husein. Bukan cuma itu,
bidan penolong kelahiran diberi hadiah khusus berupa paha atau kaki kambing
qurban aqiqah.
· Tahnik
Setelah potong rambut bayi, selanjutnya terdapat
sunnah ‘tahnik’. Tahnik berarti memasukkan suatu makanan manis ke dalam mulut
bayi.
Contoh makanan manis yang dimasukkan pada masa
Rasulullah SAW adalah kurma. Sekarang umat Islam dapat mentahnikkan bayi mereka
pada para ulama.
Hukum
Aqiqah
Kebanyakan ulama berpendapat jika hukum aqiqah adalah
sunnah. Penganut mazhab Syafi’i dan Hambali berpendapat hukum aqiqah adalah
sunnah muakkad, artinya sunnah yang dianjurkan. Selama orang tersebut mampu,
aqiqah harus segera dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran,
Pendapat ini didasari oleh hadist Rasulullah SWT yang artinya
berbunyi, “Semua bayi tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya
hewan, diberi nama, dan dicukur rambutnya pada hari ketujuh (dari hari
kelahirannya).” (Hadist riwayat At-Tirmidzi, Hasan Shohih)
Sebagian ulama lagi menganggap semua yang berhubungan
dengan penyembelihan adalah hal wajib. Dalam hal ini tentu saja termasuk
aqiqah. Ulama yang berpandangan wajib contohnya adalah Imam Laits serta Imam
Al-Bashri. Dasar pendapat mereka juga hadist yang berarti bahwa semua bayi
tergadai dengan aqiqah-nya.
Aqiqah sesungguhnya merupakan tanggung jawab ayah
selaku pemberi nafkah keluarga. Sunnah ini dilaksanakan dari harta ayah, bukan
harta anak. Dalam Shahih Fiqih Sunnah, orang lain tidak boleh menunaikan aqiqah
seorang anak tanpa seizin ayahnya.
Akan tetapi, tidak semua anak sunnah diaqiqahi. Masih
dalam Shahih Fiqih Sunnah, dalam pandangan Imam Asy Syafi’i orang tua yang
dianjurkan melakukan aqiqah bagi anaknya adalah golongan orang yang mampu.
Sesuai hadist, waktu aqiqah dianjurkan pada hari
ketujuh setelah kelahiran. Menurut pandangan mazhab Hambali, waktu
aqiqah diutamakan pada hari ketujuh setelah kelahiran, kemudian pada hari-hari
kelipatan tujuhnya (hari ke-14 dan hari ke-21 setelah kelahiran).
Setelah hari ke-21 tersebut kelipatan tujuh tidak perlu
dilihat kembali. Namun, pandangan ini dinilai lemah oleh penganut mazhab
Maliki. Bagi ulama Maliki, yang penting aqiqah ditunaikan. Tidak masalah
sebelum atau sesudah waktu yang disebutkan.
Sekian informasi dari kami terkait contoh undangan
aqiqah dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan aqiqah Semoga bisa
membantu.
Contoh Undangan Aqiqah yang Baik dan Benar
Sekiranya bagian-bagian undangan telah bisa
dipahami. Berikut terlampir contoh undangan aqiqah yang bisa menjadi referensi
terkait pemilihan kata;
Contoh Undangan Aqiqah
UNDANGAN
Rabu, 23 Januari 2019
Kepada
Bapak/Ibu/Saudara/i
Prayitno Harpami
(Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah telah lahir dengan selamat, putra pertama kami pada 18 Januari 2019 pukul 07.30 WIB dan diberi nama: Muhammad Alam Prasetyo.
Sebagai rasa syukur, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir pada acara syukuran Aqiqah pada:
Hari/Tanggal : Jumat,
25 Januari 2019
Pukul
: 15.00 WIB s/d selesai
Tempat :
Kediaman Bapak Iqbal Fauzy, Jalan Simbar Menjangan No. 49, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang
Doa dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan suatu kehormatan bagi kami. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kami yang berbahagia,
Iqbal Fauzy & Tama Adinda

Komentar
Posting Komentar